Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
RSS

Dosen cabul mau kerjai mahasiswi yang minta perbaikan nilai

MERDEKA.COM. Seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Kota Serang, Banten,  B (21), menjadi korban percobaan pemerkosaan oleh seorang dosen berinisial NR. Saat itu B menemui dosennya untuk memperbaiki nilai mata kuliahnya.

Menurut informasi yang dihimpun, Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB, Jumat (5/4). B mendatangi dosen di ruangannya. Waktu itu selain NR, ada dosen lainnya. Ketika rekannya pergi, NR melakukan aksi bejatnya.

"Saat itu tubuh saya ditempelkan ke dinding, tangan saya dicengkeram kuat. Dan saya sempat diciumi juga. Namun saya berhasil lolos," kata B Sabtu (6/4).

Meski berhasil lolos, namun korban mengalami memar pada bagian tangan, akibat cengkraman pelaku. Dia kemudian diantar orangtua teman korban langsung menuju RSUD Serang untuk divisum.

"Saya lakukan visum hari Jumat, (5/4), sekitar pukul setengah dua siang," jelas Bunga.

Berdasarkan informasi yang didapat dari salah seorang dosen di kampus tersebut, yang berinisial EJ, tersangka pelaku percobaan pemerkosaan terhadap bunga sudah dikeluarkan dari kampus.

"Sudah, sudah dikeluarkan dari kampus. Dan sekarang bukan dosen di kampus kami lagi," katanya, seraya mengatakan, dirinya tidak tahu persis peristiwa yang menimpa salah satu mahasiswinya, ia hanya tahu mengenai proses pemecatan dosen tersebut saja.

Namun, meski korban telah melakukan visum, hingga kini belum berani melaporkan ke Polisi, dengan alasan masih trauma dengan kejadian tersebut.
Sumber: Merdeka.com
http://id.berita.yahoo.com/dosen-cabul-mau-kerjai-mahasiswi-yang-minta-perbaikan-183317397.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gadis Ini Diperkosa oleh Kenalannya di Facebook

TEMPO.CO, Jakarta - Korban pemerkosaan yang dilakukan oleh kenalan di jejaring sosial kembali terjadi. Kali ini, seorang siswa sekolah menengah pertama di Jakarta Selatan yang mengalaminya. ESR, 14 tahun, menjadi korban pria cabul yang dikenalnya lewat Facebook. Bahkan, gadis ini diperkosa bergiliran oleh sepuluh orang lebih.
ESR mengadukan hal ini ke Komisi Nasional Perlindungan Anak. Saat ditemui, dia menceritakan kisah pilunya itu. Menurut ESR, dia berkenalan dengan seorang pria berinisial IL lewat jejaring Facebook pada awal Maret lalu. Suatu hari, IL mengajaknya bertemu. "Sepulang sekolah saya ketemu dia (IL), karena dijanjiin mau dikasih BlackBerry," kata ESR di Komnas Anak, Sabtu, 6 April 2013.

Setelah bertemu, ESR diajak ke rumah IL. »Rumahnya sepi, saya malah dipegang-pegang. Sempat nolak tapi saya dipaksa,” katanya. IL kemudian mencekoki ESR dengan minuman keras hingga mabuk. Menurut dia, setelah mabuk dia tidak ingat apa-apa lagi. »Bangun-bangun kemaluan saya perih dan ngilu,” katanya.
Menurut seorang rekan IL berinisial RY, dia telah diperkosa secara bergiliran. »Saya semalam digilir lebih dari 10 orang.” ESR kemudian disekap dan mengalami perbuatan serupa hingga orang tuanya menemukan pada 5 Maret lalu. »Saya sudah lapor ke Polsek Pasar Minggu, tentang hilangnya anak saya, tapi juga tidak ketemu,” kata S, Ibunda ESR.
Beruntung, ESR sempat mengirim pesan ke seorang temannya mengenai tempat dia berada. Seorang kemenakannya akhirnya menemukan keberadaan ESR di satu tempat di Jakarta Timur. Menurut S, sang anak kemudian menceritakan kejadian memilukan itu dan kemudian mereka melapor ke kepolisian pada 6 Maret 2013.
AFRILIA SURYANIS
sumber:http://id.berita.yahoo.com/gadis-ini-diperkosa-oleh-kenalannya-di-facebook-085834799.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menapaki Jejak Sejarah Pembakaran Kota

Tarlen Handayani dan Hugo

Tugu Bandung Lautan Api bukan satu-satunya penanda peristiwa Bandung Lautan Api tahun 1946. Selain tugu itu, ada 10 penanda di sekitar pusat kota sebagai jejak warisan budaya.

Penanda, yang disebut juga stilasi, punya tinggi 1,5 meter dan berbentuk prisma segitiga. Ketiga sisinya memuat informasi yang berbeda.

Sisi yang pertama mencantumkan logo lembaga Bandung Heritage sebagai pemrakarsa disertai American Express sebagai penyandang dana. Sisi lainnya memuat lirik lagu “Halo-halo Bandung” dengan logo Pemerintah Kota Bandung dan Djarum Foundation di bawahnya. Sisi ketiga memuat peta lokasi dan sedikit keterangan soal tempat tersebut.

Ada pemanis di bagian atasnya: setangkai bunga Patrakomala dari besi, yang merupakan lambang Kota Bandung. Meski sudah dipasang sejak 1997, stilasi karya pematung Sunaryo ini tidak banyak yang mengetahui. Mungkin karena keterbatasan informasi, atau memang kecilnya minat warga.

Satu penanda di Jalan Simpang bahkan hampir tertutup oleh mika pada pagar sebuah rumah makan. Untuk mencarinya, kita harus bertanya dulu ke pelayan rumah makan. Hanya sisi yang memuat lirik lagu Halo-Halo Bandung yang masih dapat dilihat. Selebihnya, jangan harap.

Penanda lokasi tempat rapat para pejuang yang memutuskan pembumihangusan Kota Bandung tersembunyi di balik pagar …

Padahal, penanda itu sengaja dipasang di sana karena tempat itu punya peranan dalam peristiwa Bandung Lautan Api. Tempat yang sekarang jadi rumah makan itu, merupakan lokasi perumusan serta diambilnya keputusan pembakaran Kota Bandung.

Tetapi bagi Ridwan Hutagalung, pegiat apresiasi wisata dan sejarah dan penulis buku “Braga: Jantung Parijs van Java”, masyarakat tidak sepenuhnya salah. “Kenapa letak penanda tidak mudah diketahui masyarakat?” katanya.

Sejak awal, kata Ridwan, stilasi itu memang tidak menarik perhatian orang.

Dua pejalan kaki melintasi stilasi no 3 di depan Gedung Asuransi Jiwasraya, Jalan Asia Afrika Bandung. Stilasi …

Ide pembuatan stilasi muncul di pertengahan tahun 1990-an. Frances B. Affandy, relawan Bandung Heritage sempat mengikuti pertemuan International Council of Monuments and Sites di Paris. Dia bertemu dengan perwakilan American Express Bank Foundation yang berniat menyalurkan tanggung jawab sosial perusahaan. “Saya pilih isu Bandung Lautan Api. Agar fokus karena belum ada riset mendalam soal ini,” kata Frances.

Pihak donor berkenan dan menggelontorkan $25 ribu. “Pak Joop Ave [mantan menteri wisata era Soeharto] juga memberikan dana sebesar itu,” tambah Frances sembari menambahkan dana itu dipakai untuk kegiatan riset dan pembuatan stilasi Bandung Lautan Api. Hasil riset dituangkan menjadi buku “Saya Pilih Mengungsi”. 

Frances berharap masyarakat Kota Bandung bangga dengan keberadaan stilasi-stilasi tersebut — serta mau menjaga dan merawatnya. “Lihat patung Persib yang selalu terawat dan dibersihkan setiap tahun oleh penggemarnya. Ini luar biasa. Seharusnya bisa untuk monumen yang lain,” kata Francis.

Tapi Francis sadar, perlu upaya lebih untuk menumbuhkan kesadaran itu kepada masyarakat. “Kenapa saya bersandar pada masyarakat? Karena kalau kegiatan perawatan seperti itu jadi tanggung jawab pemerintah, ujung-ujungnya proyek. Itu rawan korupsi,” imbuhnya.

Simak lokasi sembilan stilasi lainnya:

1)    Seberang gedung BTPN di Jalan Dago,
2)    Bank BJB di Jalan Braga,
3)    Gedung Jiwasraya di Jalan Asia Afrika,
4)    SD Dewi Sartika di Jalan Kautamaan Istri,
5)    Bekas rumah dinas Kolonel Abdul Haris Nasution di Jalan Dewi Sartika,
6)    Pertigaan Lengkong Dalam-Lengkong Tengah yang merupakan lokasi pemukiman warga Indonesia-Belanda,
7)    Jalan Jembatan Baru yang menjadi titik pertahanan pemuda pejuang dalam pertempuran Lengkong,
8)    SD Asmi yang menjadi tempat perawatan korban perang di Jalan Asmi, serta
9)    Penanda lokasi Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) atau Maskapai Siaran Radio Hindia-Belanda di Jalan Tirtalega berseberangan dengan Kolam Renang Tirtalega.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/menapaki-jejak-sejarah-pembakaran-kota-092340167.html;_ylt=Arz8.mSU2g_a5HKjZUTfxtR9V8d_;_ylu=X3oDMTQ0djdzOGUyBG1pdANGZWF0dXJlZCBCbG9nIFBvc3QEcGtnAzIzOTJhNWMyLWNmZTUtMzRkZi05OTliLWQzNjU4MWE1YWFmYwRwb3MDOARzZWMDTWVkaWFGZWF0dXJlZExpc3QEdmVyA2EwM2QxNGYzLTlhYjItMTFlMi1hZmZiLWI4ZmNhNjhjYmRiZQ--;_ylg=X3oDMTJyYzk5OGhvBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDMTYxMTQzODAtMGJhMS0zMTAyLWE4NmMtMzlmYzJhODZmYTg3BHBzdGNhdANuYXNpb25hbARwdANzdG9yeXBhZ2U-;_ylv=3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Derita Pejalan Kaki Tunanetra

alan Thamrin, Jakarta, dihiasi dengan jalur untuk tunanetra. "Belum diresmikan," kata satpam di depan Gedung Jaya, yang malah memasang bollard oranye itu persis sepanjang dan di atas jalur kuning tunanetra.
Apakah jalur ini akan membantu tunanetra? Mungkin membantu. Tetapi masih banyak halangan, terlepas dari maksud baik pemerintah. Seri foto ini diambil pagi jam 08.30-09.00 di sepanjang Jalan Thamrin.

Bayangkan seandainya Anda adalah seorang tunanetra yang mencoba berjalan mengikuti jalur kuning. Pegang tongkat Anda erat-erat dan mari berjalan.


Pertama-tama, meski trotoar nampak rata dan luas untuk pejalan kaki biasa, jalur tunanetra justru berkelok-kelok karena terhalang aneka rupa galian.

Tunanetra terus berjalan, dan hup. Risiko menabrak benda-benda di jalan tinggi sekali. Ada rambu, tiang, dan bollard yang bertujuan mencegah sepeda motor naik ke trotoar. Awas, kepala juga bisa menabrak dedaunan dan ranting-ranting pohon.

Beberapa fasilitas umum dipasang sangat berdekatan dengan jalur tunanetra.Mereka bisa menabrak tempat sampah. Kalau ada yang sedang duduk menunggu bus, pasti kakinya beradu dengan tungkat dan kaki tunanetra. Gambar di paling kanan, jalur pejalan kaki justru dihuni lift besar yang tak dapat digunakan lagi.

Jalur rusak karena trotoar sering dilewati kendaraan berat yang masuk ke proyek, dan jalur yang bolong entah karena apa. Membingungkan para tunanetra.

Dan ini paling ironis, bollard disusun rapi di atas jalur kuning. "Belum diresmikan, masih setengah-setengah, pemprov ini!" Kata Satpam yang sedang menyusun bollard ini. Tapi mengapa harus diletakkan persis di atas jalur kuning ini? "Ya, nanti kalau diperintahkan geser, kita geser!"
Mungkin yang diperlukan adalah keseriusan. Mudah-mudahan pada saat peresmian, semua halangan ini sudah ditiadakan.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/derita-pejalan-kaki-tuna-netra-053655344.html;_ylt=Ash7kwBdAJdt6empjqUQBjZ9V8d_;_ylu=X3oDMTQ0OXFycWtoBG1pdANGZWF0dXJlZCBCbG9nIFBvc3QEcGtnAzE2MzQ3NTY1LTdkNTktMzU4My05MmI3LTgxMjRiNTY4NzdiNgRwb3MDNQRzZWMDTWVkaWFGZWF0dXJlZExpc3QEdmVyAzAyZjAyZDUzLTljNjktMTFlMi1iZjViLTlhZTMxODQ3NzRmOQ--;_ylg=X3oDMTJyYzk5OGhvBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDMTYxMTQzODAtMGJhMS0zMTAyLWE4NmMtMzlmYzJhODZmYTg3BHBzdGNhdANuYXNpb25hbARwdANzdG9yeXBhZ2U-;_ylv=3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Yang Sendiri Usai Bandung Dilahap Api

Raden Ema Goerjama

Tarlen Handayani dan Adim

Ahad 24 Maret 1946 menjadi saat-saat terakhir bagi Raden Ema Goerjama berkumpul dengan keluarga. Mereka berpisah dan tidak pernah berkumpul lagi gara-gara Bandung Lautan Api.

Lelaki kelahiran 13 April 1925 itu masih bisa mengingat Bandung yang terbelah dua. Sisi utara ditempati tentara sekutu, Nederlands Indies Civil Administration (NICA), penduduk sipil asing, dan sebagian orang Cina. Sementara itu bagian selatan ditempati penduduk pribumi dan TRI (Tentara Republik Indonesia).

“Pembatasnya rel kereta api,” kata Goerjama yang bekerja di Posts Telegraafend Telefoon Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT).

Karena merasa tugasnya melucuti senjata dan memulangkan tentara Jepang terganggu, pasukan Inggris memaksa Tentara Republik Indonesia dan pemerintahan sipil Kota Bandung untuk mundur ke sebelah selatan.

Ultimatum pertama tidak digubris. Lantas serdadu Inggris mengeluarkan ultimatum keduanya, pasukan besenjata Indonesia harus keluar dari kota. Komandan Divisi III Tentara Republik Indonesia, Kolonel Abdul Haris Nasution, sempat dipanggil ke Jakarta oleh Perdana Menteri Sjahrir membicarakan masalah itu.

Sepulang dari Jakarta, tanggal 24 Maret 1946, Nasution mengantongi perintah evakuasi dari Sjahrir. Keputusan ini untuk memperkuat diplomasi dengan Belanda guna meraih pengakuan internasional terhadap Republik Indonesia.

Pukul 14:00 WIB, Nasution memberikan instruksi agar semua pegawai dan rakyat harus keluar kota sebelum tengah malam. Selain itu, seluruh bangunan yang ada harus dihanguskan agar tidak dimanfaatkan pasukan musuh.

Nasution juga memerintahkan agar saat matahari terbenam, para pejuang menyerang musuh yang ada di sisi utara rel kereta api. Goerjama yang tergabung dalam Angkatan Muda PTT mematuhi instruksi itu.

Perintah pengosongan kantor-kantor itu sebenarnya sudah ia terima dari tentara Inggris beberapa hari sebelumnya. Bersama rekan-rekannya, dia sempat memindahkan barang seperti mesin tik, telepon, dan berkas-berkas di kantornya. “Semuanya dipindah ke Tasikmalaya,” kata Goerjama.

Sekembalinya ke Bandung, Goerjama harus menjaga Kantor Pos Besar Bandung di Groote Postweg atau Jalan Asia-Afrika sekarang. Sedangkan keluarganya sudah pergi dari Bandung menuju ke Cirebon.

“Saya sempat ikut mengantar kakak saya mengurus surat untuk keluar kota. Mengurus suratnya di Landraad (sekarang Gedung Indonesia Menggugat). Ia pergi menjaga istrinya yang baru melahirkan bayi usia satu minggu,” kenang Goerjama yang masih bisa membaca tanpa menggunakan kacamata ini.

Perintah untuk membakar kantor pos itu datang dari seorang sersan. “Bakar, biar tidak dipakai NICA,” Goerjama menirukan perintah.

Bensin pun segera diguyurkan ke sekeliling kantor. Belakangan dia baru sadar. Bangunan itu sebagian besar terbuat dari marmer dan pilar-pilar besi. “Tegelnya juga malah jadi bersih. Apa yang mau dibakar,” kata dia sambil terkekeh.

Karena kebingungan, Goerjama dan kawan-kawannya tetap menunggu perintah di kantor pos. Menjelang sore, sersan yang memerintahkan pembakaran itu kembali datang. Mendapati gedung yang masih utuh, sang serdadu hanya bisa geleng-geleng kepala.

“Mau bagaimana lagi, memang tidak bisa dibakar. Akhirnya kami disuruh bubar. Ya sudah kembali ke rumah masing-masing,” tutur lulusan Hollandsch Inlandsche School (HIS). Belakangan diketahui kantor pos itu terbakar namun hanya bagian atapnya saja yang hancur.

Goerjama, yang fasih berbahasa Belanda, Jerman, Perancis, dan Inggris ini, memutuskan menyusul keluarganya di Cirebon. Dia mengumpulkan pakaian dan barang-barang dari rumahnya di Jalan Kebon Sereh.

Goerjama memulai perjalanannya seorang diri. Sebagai langkah awal, dia menuju ke Jalan Pangeran untuk menumpang di kerabatnya. Dua hari setelah tidak ada penjagaan, Goerjama mengungsi ke Cirebon. “Caranya yang menumpang truk. Meski saya tidak bawa uang, tapi orang-orang saling bantu. Modalnya cuma ini,” Goerjama memperlihatkan jempol kanan.

Setiap dia berhenti di satu tempat dan mau memulai perjalanannya, jempol itu diangkatnya. Kalau beruntung, ada truk yang mau mengangkut. Akhirnya, Goerjama bisa bertemu dengan keluarganya di daerah Pabrik Gula Terasana Baru, dekat perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah.

Namun sayang ia tak bisa lama di sana. Sejurus Goerjama membaca koran. Ada pengumuman bahwa pegawai PTT dari kantor pusat harus melapor ke kantor pos terdekat. Goerjama mendapat surat perintah untuk segera ke Tasikmalaya. Dia kembali berpisah dengan keluarganya.

Begitu bekerja di kantor PTT, Goerjama kembali mendapatkan penghasilan. Sial. Kantornya kena bom, sehingga Goerjama dan kawan-kawannya mengungsi ke Ambarukmo, Yogyakarta.

Goerjama baru bisa kembali ke Bandung pada tahun 1949. Kepulangannya ke Bandung ini karena ada serangan Belanda yang membatalkan gencatan senjata dan tidak mengakui hasil Perundingan Renville pada bulan Desember 1948.

“Karena saya bisa bahasa Belanda, akhirnya minta agar Belanda tidak menembak. Saya bilang kami bukan tentara tapi pegawai PTT. Mereka tidak percaya. Akhirnya kami berikan buku daftar pegawai dan diabsen satu per satu. Keesokan harinya ada petinggi PTT datang dan membawa kami ke Bandung,” ujar Goerjama.

Sesampainya di Bandung, Goerjama tidak kembali ke rumahnya. Dia tinggal di asrama PTT. “Mau apa lagi. Sudah tidak ada siapa-siapa. Rumah juga mungkin sudah terbakar atau malah ditempati orang lain,” kata Goerjama yang merintis karier hingga pensiun di PTT yang sekarang dikenal sebagai PT Pos Indonesia. 

Setelah Bandung Lautan Api, Goerjama pun hidup sendiri.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/yang-sendiri-usai-bandung-dilahap-api-085851008.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aksi Kekerasan Kembali Terjadi di Yogyakarta

Yogyakarta (ANTARA) - Aksi premanisme atau kekerasan kembali muncul di Kota Yogyakarta yang dilakukan sekelompok orang bersenjatakan pedang, di warung angkringan Jalan Kadipaten Kulon, Yogyakarta, Sabtu pagi.
Dalam kejadian ini tiga dari empat orang yang sedang duduk di warung angkringan mengalami luka bacokan yang dilakukan oleh enam orang pelaku.
"Satu orang selamat, Yoyok (26) warga Semaki Gede, Yogyakarta, sedangkan tiga korban, salah satunya menjalani perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta," kata Kanit Reskrim Polsekta Kraton Ipda Bambang Sunaryo, Sabtu.
Menurut dia, korban menderita luka paling parah, Eko Setiawan (26) asal Wonosari, Gunungkidul yang merupakan penjaga warnet di wilayah Condong Catur, Depok, Sleman.
"Korban mengalami luka bacok pada bagian muka membentang tepat pada bagian kedua pipinya. Kondisinya memprihatinkan dan luka cukup serius," tuturnya.
Ia mengatakan motif dari aksi kekerasan itu diduga hanya salah paham antara empat orang kelompok korban dan enam orang kelompok pelaku yang diduga preman.
"Kedua kelompok ini tidak saling kenal satu sama lain, sedangkan permasalahan utama terjadi perbacokan itu hanya salah paham satu. Sempat terjadi cek-cok antara satu sama lain dan berakhir pada perkelahian," ucapnya.
Bambang mengatakan, dua korban lainnya atas nama Reiza Ismawadi (21) warga Suryowijayan, Matrijeron, Kota Yogyakarta yang mengalami luka bacok pada lengan dan pergelangan tangan.
"Satu korban lagi bernama Ahmad Fuad. Ahmad sama-sama bekerja sebagai penjaga warnet dengan Eko," ujarnya.
Korban Ahmad ini dibacok pada kepala, namun karena mengenakan helm sehingga luka tidak terlalu parah.
"Meski helm yang dikenakan pecah, tetapi senjata tajam yang dipakai kelompok preman itu tidak mengenai pada bagian kepalanya," ungkapnya.
Ia mengatakan, pencarian terhadap pelaku masih diupayakan. Sementara penanganan kasus ini dilakukan Polresta Yogyakarta dan Polsek Kraton.
"Penanganannya dibantu Polres. Belum tau siapa kelompok pelakunya," tukasnya.(rr)
sumber:http://id.berita.yahoo.com/aksi-kekerasan-kembali-terjadi-di-yogyakarta-081035946.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Preman berpedang bacok tiga pemuda di Yogyakarta

MERDEKA.COM. Aksi kekerasan kembali terjadi di Yogyakarta. Empat orang pemuda dibacok oleh sekelompok orang tak dikenal dengan menggunakan pedang, di warung angkringan Jalan Kadipaten Kulon, Yogyakarta, pagi tadi.

Tiga orang dilarikan ke rumah sakit, sedangkan satu orang selamat. "Satu orang selamat, Yoyok (26) warga Semaki Gede, Yogyakarta, sedangkan tiga korban lainya, menjalani perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta," kata Kanit Reskrim Polsekta Kraton Ipda Bambang Sunaryo, seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu (6/4).

Korban paling parah dialami Eko Setiawan (26) warga Wonosari, Gunungkidul. Eko adalah penjaga Warnet di wilayah Condong Catur, Depok, Sleman. "Korban mengalami luka bacok pada bagian muka membentang tepat pada bagian kedua pipinya. Kondisinya memprihatinkan dan luka cukup serius," ujar Bambang.

Dua korban lainnya yakni Reiza Ismawadi (21) warga Suryowijayan, Matrijeron, Kota Yogyakarta, mengalami luka bacok pada lengan dan pergelangan tangan. Sedangkan Ahmad dibacok di bagian kepala. Beruntung Ahmad menggunakan helm, dan luka di kepalanya tidak terlalu parah.

"Meski helm yang dikenakan pecah, tetapi senjata tajam yang dipakai kelompok preman itu tidak mengenai pada bagian kepalanya," ungkapnya.

Bambang menduga motif pembacokan karena salah paham antarkelompok. Keenam orang pelaku yang menyerang diduga adalah preman yang kerap kali membuat resah di Kota Pelajar itu.

"Kedua kelompok ini tidak saling kenal satu sama lain, sedangkan permasalahan utama terjadi perbacokan itu hanya salah paham satu. Sempat terjadi cek-cok antara satu sama lain dan berakhir pada perkelahian," ucapnya.

Bambang mengatakan, pihaknya langsung memburu pelaku. Penanganan kasus ini sementara dilakukan oleh Polresta Yogyakarta dan Polsek Kraton. "Penanganannya dibantu Polres. Belum tahu siapa kelompok pelakunya," tandasnya.
Sumber: Merdeka.com
http://id.berita.yahoo.com/preman-berpedang-bacok-tiga-pemuda-di-yogyakarta-100000506.html;_ylt=Asbr1MGlWZQ_HIUchUJlwQ2rV8d_;_ylu=X3oDMTQwOGc1NnFmBG1pdANNb3N0UG9wdWxhciBMaXN0aW5nBHBrZwMxY2Q3OGViNC1lZDM2LTNlNDMtOGZhZS0yNThkMjY3MmY2ZDgEcG9zAzIEc2VjA01vc3QgUG9wdWxhcgR2ZXIDMmUxNzMyNzAtOWVhOS0xMWUyLTlmNzctMDVjMWRmZDU0NjE5;_ylg=X3oDMTF0bjU3Ymg2BGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdANhd2FsfHRlcnBvcHVsZXIEcHQDc2VjdGlvbnM-;_ylv=3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Buntut kasus Cebongan, Pangdam IV Diponegoro dicopot

MERDEKA.COM. 11 Anggota Kopassus grup 2 Kartosuro, terlibat dalam penyerbuan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Buntut dari kejadian itu, Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso dicopot dari jabatannya.

"Iya, Senin ada pergantian," ujar Kasubditpenum Dispen TNI AD, Kolonel Zaenal Muttaqin kepada merdeka.com, Sabtu (6/4).

Meski begitu, Zaenal membantah jika pergantian itu terkait penyerbuan yang menewaskan 4 orang tahanan. Menurutnya, mutasi itu hal yang biasa setelah dilakukan evaluasi.

"Pergantian ini berdasarkan evaluasi," katanya.

Nantinya, posisi Hardiono akan ditempati oleh Mayjen TNI Sunindyo. Sebelumnya, Sunindyo menjabat sebagai Asisten Personalia kepala Staf TNI AD. Hardiono akan mendapat posisi baru sebagai staf di Mabes AD.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/buntut-kasus-cebongan-pangdam-iv-diponegoro-dicopot-034805779.html;_ylt=ArC4aPlpHcjy7MclcM8D.WOrV8d_;_ylu=X3oDMTQxc3YwNDl2BG1pdANNb3N0UG9wdWxhciBMaXN0aW5nBHBrZwMzN2EwM2Y3Yy0xNDk5LTMxNjQtYmQ2ZS0xYWJkMjk1ZjNkMzgEcG9zAzE5BHNlYwNNb3N0IFBvcHVsYXIEdmVyA2I1NjhiMDUwLTllNzctMTFlMi1hNWJkLTBiZDkxZTJmMTUxZg--;_ylg=X3oDMTF0bjU3Ymg2BGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdANhd2FsfHRlcnBvcHVsZXIEcHQDc2VjdGlvbnM-;_ylv=3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Investigasi Cebongan Jangan Berhenti di 11 Anggota Kopassus

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, mengapresiasi investigasi TNI Angkatan Darat dalam kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Hasil investigasi menyimpulkan 11 anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) terlibat dalam penyerangan.
"Biasanya kan pengumumannya akan berbeda dengan hasil penyelidikan TNI," kata Ikrar, dalam diskusi Polemik Sindo Radio Network bertema "Kecolongan di Cebongan", di Cikini, Jakarta, Sabtu, 6 April 2013. "Ini satu hal yang harus kita ingat."
Menurut dia, hasil investigasi yang menyebutkan keterlibatan anggota Kopassus hanya merupakan langkah awal dalam pengungkapan penyerangan penjara Cebongan. Ikrar menilai proses pengungkapan kasus penyerangan ini masih panjang.
"Apakah benar hanya tamtama dan bintara yang terlibat?" Ikrar bertanya. Apalagi, ia menambahkan, tamtama dan bintara merupakan pangkat terendah di jajaran TNI. "Ini yang menurut saya harus kita kupas sampai habis."
Ikrar mengatakan pengungkapan kasus ini tidak semestinya hanya berfokus kepada pelaku penyerangan. Menurut dia, koordinasi antara Kepala Kepolisian Daerah Yogyakarta dan Panglima Daerah Militer Diponegoro juga perlu mendapatkan perhatian.
"Apakah petinggi militer dan polisi di Yogya itu memang tidak tahu sama sekali kalau akan ada penyerangan?" ucapnya. Selain itu, alasan Polda Yogyakarta memindahkan empat tahanan, yang menjadi korban penyerangan, ke penjara Sleman juga mesti disoroti.
Ikrar juga menyoroti sikap petinggi militer di Jakarta dan Sleman seusai terbunuhnya salah seorang anggota Kopassus, Sersan Kepala Santoso. Menurut dia, semestinya sudah ada peringatan ke para petinggi militer mengenai kemungkinan terburuk pembunuhan anggota Kopassus.
"Kalau ada anggota Kopassus yang dibunuh, tentu akan membangkitkan jiwa korsa atau solidaritas korps," kata dia.
Sabtu, 23 Maret 2013 lalu, belasan orang menyerbu penjara Cebongan dengan menggunakan senjata laras panjang, pistol, dan granat. Penyerang menembak mati empat orang tahanan titipan Kepolisian Daerah Yogyakarta, yaitu Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, 31 tahun, Yohanes Juan Manbait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33).
Keempatnya adalah tersangka pembunuhan anggota Komando Pasukan Khusus, Sersan Kepala Santoso, di Hugo's Cafe, Jalan Adisutjipto Kilometer 8,5 Maguwoharjo, Sleman, pada Selasa, 19 Maret 2013.
PRIHANDOKO
sumber:http://id.berita.yahoo.com/investigasi-cebongan-jangan-berhenti-di-11-anggota-kopassus-051653027.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DPR salahkan Polda DIY soal penyerangan lapas

MERDEKA.COM. Kasus penyerangan empat tahanan titipan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, beberapa waktu lalu hendaknya menjadi pelajaran berharga buat kepolisian. Harusnya, pihak kepolisian bertanggung jawab memberikan keamanan pada tahanan yang mereka titipkan.

"Saat tahanan ini dititipkan di Cebongan, tidak ada kemanan. Kenapa tidak ada pengamanan khusus," kata Sudding dalam diskusi di Warung Daun, Cikini Jakarta Pusat, (6/4).

Berdasarkan informasi yang dia terima saat meninjau lapas, saat itu penjaga sudah meminta tambahan pengamanan. Tapi tak digubris oleh kepolisian.

"Pihak lapas sudah meminta keamanan kepada kepolisian karena resah akan terjadi seperti di OKU. Tetapi tidak ada pengamanan sampai malam itu," ungkap anggota dewan ini.

Dia menambahkan, harusnya kasus ini tak perlu terjadi jika penegakan hukum berjalan baik.
Sumber: Merdeka.com
http://id.berita.yahoo.com/dpr-salahkan-polda-diy-soal-penyerangan-lapas-120100970.html;_ylt=ApHIA5KU0xCiGnAdWl170H2rV8d_;_ylu=X3oDMTQxbGdzNDVkBG1pdANNb3N0UG9wdWxhciBMaXN0aW5nBHBrZwNkODM5NTU2ZC04ZjkxLTNjNDUtYTc1Ny02ZGE1YTNiYzZjMzMEcG9zAzE2BHNlYwNNb3N0IFBvcHVsYXIEdmVyAzI4NzFiYzkwLTllYzMtMTFlMi1iZjk3LWFmYTZiN2Y1ZmUwMw--;_ylg=X3oDMTF0bjU3Ymg2BGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdANhd2FsfHRlcnBvcHVsZXIEcHQDc2VjdGlvbnM-;_ylv=3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Komnas HAM Tetap Lanjutkan Penyelidikan Cebongan

TEMPO.CO, Jakarta- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tidak akan menghentikan penyelidikan atas penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Ini berbeda dengan Markas Besar Kepolisian RI yang menyerahkan penyelidikan ke Markas TNI Angkatan Darat setelah dipastikan penyerang adalah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
"Komnas HAM terus melakukan penyelidikan," kata anggota Komisi, Nurkholis, dalam diskusi Polemik Sindo Radio Network bertema "Kecolongan di Cebongan", di Cikini, Jakarta, Sabtu, 6 April 2013. "Tim tetap berjalan."

Sebelum diketahui penyerang penjara Cebongan adalah anggota Kopassus, penyelidikan penyerangan itu dilakukan tiga lembaga, yakni Polri, Komnas HAM, dan Angkatan Darat. Menurut Nurkholis, ruang lingkup penyelidikan yang dilakukan tiga lembaga itu berbeda. "Tapi pada intinya, muaranya mencari siapa yang paling bertanggung jawab."

Ia mengatakan, penyelidikan Komnas dilakukan dalam rangka penilaian atas peristiwa penyerangan Cebongan. Terutama ihwal ada atau tidaknya pelanggaran hak asasi dalam penyerangan.

"Komnas HAM fokus pada keterlibatan negara atau unit-unit negara," ujar Nurkholis. "Negara aktif ikut serta (terlibat) atau abai? Ini yang menjadi konsentrasi Komnas HAM."

Penyelidikan Komnas mengacu pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Hasil penyelidikan Komnas bakal berbentuk rekomendasi. "Misalnya jabatan-jabatan tertentu yang dianggap Komnas HAM melanggar HAM," ucap Nurkholis.

PRIHANDOKO
sumber:http://id.berita.yahoo.com/komnas-ham-tetap-lanjutkan-penyelidikan-cebongan-041407558.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sutiyoso Sudah Duga Siapa Penyerang Cebongan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassuss), Letnan Jenderal (Purn) Sutiyoso, mengatakan ia sudah menduga penyerang penjara Cebongan, Sleman, Yogyakarta adalah anggota Kopassus.
"Sudah ada perasaan seperti itu," kata Sutiyoso, dalam diskusi Polemik Sindo Radio Network bertema "Kecolongan di Cebongan", di Cikini, Jakarta, Sabtu, 6 April 2013. Dugaan Sutiyoso ini didasarkan pada taktik yang digunakan para penyerang penjara Cebongan.

Menurut dia, anggota Kopassus memang mempelajari berbagai taktik selama menjalani masa pendidikan. Misalnya, menjalankan taktik dalam kelompok kecil, bergerak dengan cepat, dan cepat pula menembak sasaran. "Itu memang gerakan pasukan komando," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Ia mengatakan penyerangan ke penjara Cebongan dilatarbelakangi terbunuhnya seorang anggota Kopassus. Semangat kebersamaan sesama anggota Kopassus memicu penyerangan itu. "Tentu saja itu barang yang salah," ucap Sutiyoso.
Sabtu, 23 Maret 2013 lalu, belasan orang menyerbu penjara Cebongan dengan menggunakan senjata laras panjang, pistol, dan granat. Penyerang menembak mati empat tahanan titipan Kepolisian Daerah Yogyakarta, yaitu Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, 31 tahun, Yohanes Juan Manbait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33).

PRIHANDOKO
sumber:http://id.berita.yahoo.com/sutiyoso-sudah-duga-siapa-penyerang-cebongan-071438825.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Beredar, Pesan Berantai Dukungan untuk Kopassus

TEMPO.CO, Jakarta - Pesan berantai berisi dukungan terhadap Kopassus melalui jejaring sosial Facebook, Twitter, dan BlackBerry Messenger beredar setelah tim investigasi TNI AD mengumumkan 11 anggota Kopassus sebagai pelaku penembakan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman.

Pesan berantai yang menganggap Koppasus berjasa karena menumpas preman muncul sejak Jumat malam, 5 April 2013. Pesan pada tanggal itu mengatasnamakan masyarakat Yogyakarta. Dalam pesan itu muncul kalimat mengapresiasi tindakan 11 parjurit Kopassus yang mengakui penyerangan di LP Cebongan.

Pesan berantai muncul kembali pada Sabtu, 6 April pukul 12.41. Pesan yang mengatasnamakan pemuda Yogyakarta menganggap Kopassus berjiwa kesatria karena telah membunuh preman. Dalam pesan ada ajakan terhadap masyarakat Yogyakarta untuk melakukan aksi dukungan terhadap Koppasus esok hari, Ahad, 7 April 2013 di kawasan Tugu Yogyakarta. Kedua pesan berantai tidak dilengkapi dengan identitas lengkap atau nama pengirim.

Sesepuh Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa NTT, Daniel Dama Ledo, mengatakan label atau stigma preman melalui pesan berantai tidak adil karena keempat tahanan itu belum menjalani proses hukum. Pesan yang beredar itu menggambarkan preman seolah-olah pantas dibunuh di rumah negara. "Mereka kan sudah dihabisi. Belum puas menghabisi, masih dilabeli dengan sebutan preman. Ini tidak adil," kata Daniel kepada Tempo, Sabtu, 6 April 2013.

SHINTA MAHARANI
sumber:http://id.berita.yahoo.com/beredar-pesan-berantai-dukungan-untuk-kopassus-095436038.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Fadli Zon: Danjen Kopassus Kesatria

Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menilai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Agus Sutomo bersikap kesatria dan mencerminkan pemimpin bertanggung jawab.
"Kesatria, bertanggung jawab, tak cuci tangan, dan tak lari dari perbuatan salah yang dilakukan anak buah. Ia juga berani memastikan prajuritnya untuk menjalani proses hukum," katanya dalam pernyataan tertulis di yang diterima via layanan pesan "BlackBerry" di Yogyakarta, Sabtu, menanggapi pernyataan Danjen Kopassus.
Danjen Kopassus di Jakarta, Jumat (5/4) menyatakan bertanggung jawab atas tindakan 11 anggota Grup 2 Kopassus, Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, Jateng, yang menyerang Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu (23/3) dini hari, sehingga menyebabkan empat tahanan tewas.
Sikap Danjen Kopassus yang menyatakan bahwa dirinyalah yang paling terdepan bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya, merupakan sikap kesatria, begitu pula dengan sikap prajuritnya yang siap diproses hukum, kata Fadli.
"Ini sikap yang jarang ditemukan pada pemimpin lainnya saat ini, yang cenderung angkat tangan, atau melakukan pembiaran ketika bawahan melakukan kesalahan," ucap Fadli, salah seorang kepercayaan mantan Danjen Kopassus dan mantan Panglima Kostrad Letjen (Purn) Prabowo Subianto.
Menurut dia, sikap Danjen Kopassus patut dicontoh pemimpin lembaga manapun di negeri ini.
"Di balik kewenangan dan kekuasaan seorang pemimpin, ada tanggung jawab. Inilah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Kadang pejabat hanya mau kekuasaan dan kehormatannya tetapi tak mau tanggung jawab atas amanah yang disandang," tuturnya.
Ia mengatakan Danjen Kopassus tegas dan berani bersikap, meskipun berisiko terhadap jabatannya.
Prajurit Kopassus yang mengeksekusi empat preman yang menjadi tahanan itu mungkin saja melakukan "dark justice", katanya.

"Mereka ambil jalan pintas yang main hakim sendiri. Meskipun tindakan itu tak dapat dibenarkan namun harus jadi refleksi bahwa penegakan hukum masih lemah. Keadilan sulit diperoleh. Hukum dapat dibeli dan dipermainkan," tukasnya.
Ia menambahkan hukum kadang jadi alat kepentingan dan politik bahkan ada aparat penegak hukum menjadi penjahat berseragam.
"Saatnya hukum ditegakkan sesuai kebenaran," katanya, menegaskan.(rr)
sumber:http://id.berita.yahoo.com/fadli-zon-danjen-kopassus-kesatria-035612461.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anggota DPR: 11 Kopassus terancam hukuman mati

MERDEKA.COM. Pembunuhan tahanan di lembaga pemasyarakat Cebongan, Yogyakarta sudah terungkap. Pelaku yang merupakan prajurit kopassus itu, kini tinggal menunggu proses peradilan.

Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan berpendapat, tempat yang tepat untuk mengadili prajurit kopassus tersebut adalah pengadilan sipil atau pengadilan umum.

"Memang paling ideal adalah pengadilan sipil. Karena korban dan tempat kejadian di sipil, walaupun pelakunya militer. Jadi paling tepat adalah pengadilan sipil atau pengadilan umum," tegas Trimedya di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (6/4).

Menurutnya, sampai saat ini masih ada krisis kepercayaan jika dilakukan di pengadilan militer. Jika terpaksa dilakukan di pengadilan militer maka harus dikawal dan harus transparan.

"Jika di pengadilan umum, maka pembunuhan itu terkena pasal 340 dan hukumannya bisa mati. Karena direncanakan dengan sistematis," tandasnya.

Seperti diketahui, penyerangan terjadi 23 Maret lalu. Penyerangan itu terkait dengan pembunuhan anggota kopassus Serda Heru Santoso pada 19 Maret 2013 dan peristiwa pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada 23 maret oleh para korban.

Empat korban dalam penyerangan itu adalah adalah Hendrik Angel Sahetapy alias Deki, Adrianus Candra Galaja, Yohanis Juan Manbait (anggota Polda DIY), dan Gameliel Yermiyanto.

Para penyerang membawa 6 pucuk senjata, yakni 3 pucuk AK 47 yang dibawa dari latihan, 2 pucuk AK 47 replika, dan satu pucuk pistol jenis Sig Sauer replika. Satu orang berinisial U merupakan eksekutor tunggal.
Sumber: Merdeka.com
http://id.berita.yahoo.com/anggota-dpr-11-kopassus-terancam-hukuman-mati-162346599.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bekas Panglima TNI puji Danjen Kopassus yang siap dicopot

MERDEKA.COM. Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo menyatakan siap bertanggung jawab atas penyerbuan di Lapas Cebongan, Sleman, Jawa Tengah. Dalam aksi brutal itu anggota Kopassus menembak mati empat tahanan

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto tak sungkan memuji keputusan arif sang jenderal. Menurutnya, Agus memiliki sifat kepemimpinan yang patut dicontoh.

"Memang harus begitu, itulah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap seluruh anak buahnya," katanya, di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Bandung, Sabtu (6/4).

Baik buruknya anak buah menurut mantan Panglima TNI era Presiden Megawati itu adalah tanggung jawab komandannya yang menjadi pimpinan dalam kesatuannya.

"Danjen Kopasus menurut saya sudah melakukan itu dengan baik dan menerima semua tanggung jawab yang dilakukan anak buahnya," katanya.

Apalagi kata dia, Agus mengatakan kesiapannya dicopot, dipecat sekalipun, karena perbuatan anak buahnya. "Itu adalah cerminan sosok pemimpin," ujarnya.

Dia juga memuji langkah tim investigasi yang berhasil menguak aksi keji di Lapas Cebongan. Namun itu harus dibarengi dengan proses hukum yang obyektif. Transparansi proses hukum merupakan hal terpenting untuk mengungkap kebenaran kasus tersebut.

"Karena undang-undang belum memungkinkan sesuai tuntutan masyarakat dengan dihadiri di pengadilan umum, maka pengadilan militer. Tapi pengadilan militer ini hendaknya dilakukan secara transparan dan terbuka," katanya.

"Bisa diakses siapun masyarakat dan media. Sehingga bisa mengikuti. Kemudian masyarakat bisa yakin bahwa proses peradilan bisa berjalan sebaik-baiknya," tuturnya.
Sumber: Merdeka.com
http://id.berita.yahoo.com/bekas-panglima-tni-puji-danjen-kopassus-yang-siap-114621286.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Usai Idjon Djanbi, kini muncul 1 miliar dukungan untuk Kopassus

MERDEKA.COM. Sebelum pelaku penembakan Lapas Cebongan terungkap, muncul akun bernama Idjon Djanbi di Facebook. Dia membela Kopassus dan menuding polisi menjadi pelaku penyerangan lapas yang mengakibatkan empat tahanan tewas.

Kini muncul gerakan 'Satu Miliar dukungan Untuk 11 Kopassus' di Facebook. Admin fan page mengaku membuat gerakan ini untuk memberikan dukungan pada 11 anggota Kopassus tidak dihukum.

"Yuk ramai-ramai dukung 11 kopassus pembersih Sampah masyarakat di LAPAS CEBONGAN agar tidak dipidanakan tapi di beri penghargaan. Like dan sebarkan ya!!" tulis Admin.

Fan page ini dibuat Kamis (4/4) lalu, setelah ketua tim investigasi Mabes TNI merilis pelaku penyerangan adalah 11 anggota Kopassus.

Hanya dalam waktu 3 hari, sudah 10.544 orang yang mendukung gerakan ini. Kebanyakan mereka menuliskan dukungannya untuk Kopassus yang justru dinilai menghabisi preman.

"Hidup kopasus berantas premanisme. Sekalian berantas yang bersembunyi di balik HAM itu. Memangnya preman kenal HAM. TNI terus jaya, jangan mundur dengan gertakan HAM," tulis salah seorang pendukung bernama Wayono.

Lalu ada juga Wahyudi yang menulis. "Hanya Kopassus yang bisa berantas premanisme."

Sementara itu Semar menulis "Kopasus emang tiada duanya. Teruskan perjuangan brantas premanisme."

Belum diketahui siapa di balik dukungan ini.
Sumber: Merdeka.com
http://id.berita.yahoo.com/usai-idjon-djanbi-kini-muncul-1-miliar-dukungan-221926364.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Setelah Pangdam IV, perlukah Danjen Kopassus juga dicopot?

MERDEKA.COM. Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso dianggap melakukan kecerobohan dalam kasus penembakan di LP Cebongan, sehingga dimutasi menjadi Staf Kasad. Sementara itu Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo juga menyatakan siap dicopot karena merasa bertanggung jawab atas tindakan 11 anak buahnya.

Melihat dari evaluasi kasus penyerangan Lapas Cebongan, perlukah Mayjen Agus juga dipecat?

"Saya rasa dengan evaluasi kasus (penembakan LP Cebongan) ini, saya rasa Danjen Kopassus tidak akan dicopot" jelas pengamat militer UI Andi Widjojanto saat dihubungi merdeka.com (6/4)

Andi memperkirakan kasus ini masih akan terfokus pada masalah Pangdam IV yang arogan dengan membuat pernyataan TNI sama sekali tak terlibat.

Sementara itu pengamat militer Wawan Purwanto yakin masalah ini akan melibatkan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi TNI. Karena bagaimanapun juga Wanjakti adalah pihak yang paling berwenang untuk mengambil keputusan lanjutan.

"Kita serahkan saja pada Wanjati (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi TNI), kalau Danjen memang harus dicopot pasti mereka akan bertanggung jawab dan tidak akan menolak. Nah, kita tinggal tunggu saja keputusannya nanti bagaimana" jelas Wawan Purwanto.

Pangdam IV Diponegoro Mayjen Hardiono Saroso sudah dicopot jabatannya dan serah terima jabatan akan dilakukan pada (8/4). Hal ini masih terkait pada kasus penembakan yang dilakukan anggota Tim Kopassus di LP Cebongan 23 Maret 2013 yang lalu.

"Bukan dari prajurit TNI, tidak ada prajurit yang terlibat. Saya bertanggung jawab penuh sebagai Pangdam IV/Diponegoro," kata Mayjen Hardiono Saroso setelah terjadi penyerbuan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

Perkataan inilah yang benar-benar harus dipertanggungjawabkan oleh sang jenderal.
Sumber: Merdeka.com
http://id.berita.yahoo.com/setelah-pangdam-iv-perlukah-danjen-kopassus-juga-dicopot-233000112.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerita 11 prajurit Kopassus di Tim Mawar dan Cebongan

MERDEKA.COM.  
Tim Investigasi kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman merilis hasil penyelidikan. Hasilnya 11 anggota dinyatakan terlibat. Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono dalam jumpa pers di Dinas Penerangan TNI AD menyebut pelaku penyerangan melibatkan anggota Grup 2 Kopassus yang berjumlah 11 orang.
11 orang itu terdiri dari satu eksekutor. Sisanya delapan orang bertindak sebagai pendukung. Mereka menggunakan mobil Toyota Avanza biru dan Suzuki APV warna hitam. Sementara dua orang lagi berada di mobil Daihatsu Feroza.
Jumlah anggota Kopassus penyerang Lapas Cebongan mengingatkan kita pada jumlah anggota Tim Mawar yang melakukan penculikan terhadap aktivis 1998. Tim Mawar adalah sebuah tim kecil dari kesatuan kopassus Grup IV. Tim ini adalah dalang dalam operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi.
Kasus penculikan ini menyeret 11 anggota tim ke pengadilan mahkamah militer (Mahmil) II pada bulan April 1999. Saat itu Mahmil II Jakarta diketuai Kolonel CHK Susanto memutus perkara nomor PUT.25-16/K-AD/MMT-II/IV/1999. Hasilnya Mahmil memvonis Mayor Infantri Bambang Kristiono (Komandan Tim Mawar) kurungan 22 bulan penjara dan memecatnya sebagai anggota TNI.
Pengadilan juga memvonis Kapten Infantri Fausani Syahrial Multhazar (Wakil Komandan Tim Mawar), Kapten Infantri Nugroho Sulistiyo Budi, Kapten Infantri Yulius Selvanus dan Kapten Infantri Untung Budi Harto, masing-masing 20 bulan penjara dan memecat mereka sebagai anggota TNI.
Sedangkan 6 prajurit lain dihukum penjara tetapi tidak dikenai sanksi pemecatan sebagai anggota TNI. Mereka itu adalah Kapten Infantri Dadang Hendra Yuda, Kapten Infantri Djaka Budi Utama, Kapten Infantri Fauka Noor Farid masing-masing dipenjara 1 tahun dan 4 bulan.
Sementara Serka Sunaryo, Serka Sigit Sugianto dan Sertu Sukadi hanya dikenai hukuman penjara 1 tahun. Menurut pengakuan Komandan Tim Mawar, Mayor Bambang Kristiono di sidang Mahkamah Militer, seluruh kegiatan penculikan aktivis itu dilaporkan kepada komandan grup, yakni Kolonel Chairawan. Tetapi sang komandan tidak pernah diajukan ke pengadilan.
Sementara itu tanggung jawab komando diberlakukan kepada para Perwira pemegang komando. Dewan Kehormatan Perwira telah memberikan rekomendasi kepada Pimpinan ABRI. Atas dasar rekomendasi itu Pangab menjatuhkan hukuman terhadap mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto berupa pengakhiran masa dinas TNI (Pensiun).
Pejabat lain yang dipensiunkan adalah Danjen Kopassus Mayjen TNI Muchdi PR. Serta Group 4 Kolonel Infantri Chairawan berupa pembebasan tugas dari jabatannya karena tidak mampu mengetahui segala kegiatan bawahannya.
Bedanya, 11 anggota Kopassus yang tergabung dalam tim mawar menculik aktivis, sementara 11 anggota Kopassus penyerang lapas Cebongan menyerang 4 narapida pelaku pembunuhan anggota Kopassus.

Sumber: Merdeka.com
sumber:id.berita.yahoo.com/cerita-11-prajurit-kopassus-di-tim-mawar-dan-221000660.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

11 Anggota Kopassus Akui Serbu LP Cebongan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Investigasi TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Unggul Yudhoyono, mengatakan, sebelas anggota Kopassus mengakui menyerbu Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan dan membunuh "preman" di dalamnya pada hari pertama pembentukan tim investigasi TNI Angkatan Darat.

"Pelaku merasa berutang budi pada Santoso karena pernah dibantu saat operasi," kata Unggul. "Para pelaku sangat responsif dan bertanggung jawab, mengakui perbuatannya pada hari pertama investigasi," ujarnya.

Sabtu dinihari dua pekan lalu, Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, disatroni belasan orang bersenjata senapan laras panjang, pistol, dan granat. Mereka menerobos gerbang penjara, menahan sipir, dan menembak mati empat tahanan. Keempatnya adalah tersangka pertikaian di Hugo’s Cafe, Sleman, 19 Maret lalu, yang menewaskan Sersan Satu Santoso, anggota Komando Pasukan Khusus.

ANANDA BADUDU
sumber:http://id.berita.yahoo.com/11-anggota-kopassus-akui-serbu-lp-cebongan-114859306.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Investigasi TNI AD Dinilai Penuh Rekayasa

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, menolak hasil penelusuran tim investigasi TNI Angkatan Darat yang diumumkan kemarin. Keluarga korban menilai hasil investigasi itu merupakan rekayasa. "Kami menilai hasil investigasi itu merupakan bagian dari rekayasa TNI untuk menutupi skenario pembantaian dan menutupi jaringan pelaku yang lebih luas," kata Yani Rohi Riwu, kakak kandung Gamaliel Riwu Rohi, di Kupang, Jumat, 5 April 2013. Gamaliel merupakan salah satu korban yang tewas di Cebongan.
Hasil investigasi tim TNI Angkatan Darat menyebutkan penyerbuan Cebongan dilakukan oleh prajurit Kopassus. Sebanyak sembilan orang diduga terlibat penyerbuan pada Sabtu dinihari dua pekan lalu yang menewaskan empat orang. Keempatnya merupakan tersangka pembunuh Sersan Kepala Santoso, anggota Kopassus. Satu prajurit Kopassus berinisial U diduga menjadi eksekutor tunggal empat tersangka itu. (Baca juga: senjata yang digunakan Kopassus untuk menyerang Cebongan)
Menurut Yani, delapan poin kesimpulan dari tim investigasi TNI menunjukan rekayasa sistematis yang dilakukan TNI dengan merekonstruksi peristiwa secara tidak utuh dan tendensius. Keluarga menolak kesimpulan yang disampaikan tim investigasi TNI. Antara lain bahwa empat korban LP Cebongan adalah pelaku pembunuhan di Hugo's Cafe. Karena faktanya, kematian Sersan Kepala Heru Santoso--anggota Kopassus yang diduga dibunuh empat tahanan yang tewas di Cebongan--disebabkan perkelahian antara salah satu korban dengan dua rekan Heru Santoso.
Menurut Yani, keluarga juga menolak empat korban disebut sebagai preman. "Labelisasi itu adalah skenario yang melemahkan posisi korban," katanya. Keluarga menilai tim investigasi TNI terlalu berspekulasi dalam merekonstruksi pembantaian di Cebongan. Mereka juga meminta para pelaku dari Kopassus diadili dengan hukum sipil, bukan militer.
YOHANES SEO
sumber:http://id.berita.yahoo.com/investigasi-tni-ad-dinilai-penuh-rekayasa-054934720.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Materi Fisika Tentang Cacat Mata (Contoh Soal)


KUMPULAN SOAL-SOAL SERTA PEMBAHASAN
 MATERI CACAT MATA


D
I

S
U
S
U
N

O
L
E
H
:

NAMA        : NETA DESTI KURNIATI
KELAS       : X.5

GURU PEMBIMBING : BPK. EDI SURYONO S,pd



TAHUN AJARAN 2012/2013

SMA NEGERI 5 PALEMBANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “SOAL DAN PEMBAHASAN PADA CACAT MATA”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran fisika.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Palembang, 31 Januari 2012

                                                                                                                         Penyusun                                                                                                                                         
                                                                                                                                                    

















MIOPI (RABUN JAUH)

Contoh soal:
Andi, anak penderita rabun jauh (miopi) hanya mampu melihat benda paling jauh dengan jarak 5 m. Hitunglah jarak fokus dan kekuatan lensa kaca mata yang harus dipakai oleh Andi untuk dapat melihat benda-benda yang jauh letaknya.

penyelesaian:
Diket:                                                                                              ditanya:
PR = 5 m                                                                                        f dan P


                             
 
Contoh.soal:
Seorang yang miopi titik dekatnya 20 cm sedang titik jauhnya 200 cm. Agar ia dapat melihat dengan jelas benda yang jauh, berapakah kuat lensa kacamata yang digunakan?

penyelesaian:
diket:                                                                                              ditanya:
PR = 200 cm                                                                                  P

                                    

                                  


                                 


                                 
HIPERMETROPI(RABUN DEKAT)
contoh soal:
Seorang penderita rabun dekat (hipermetropi) dengan titik dekat 100 cm ingin membaca pada jarak baca normal (25 cm). Berapakah jarak fokus dan kuat lensa yang harus digunakan?

penyelesaian:
diket:                                                                                              ditanya:
PP = 100 cm                                                                                   f dan P







dan nilai f bisa dihitung:

Contoh soal :
Seorang penderita rabun dekat dengan titik dekat 150 cm ingin membaca pada jarak baca normal (25 cm); berapa jarak fokus dan kekuatan lensa yang harus digunakannya?
Petunjuk:
Dari soal tersebut didapatkan bahwa :
S’ = – titik dekatnya = – 150 cm
S = 25 cm,
Masukkan nilai-nilai tersebut ke persamaan lensa:


sehingga akan didapat nilai f = 30 cm (jawaban)
Sedangkan kekuatan lensanya dapat dihitung dengan


sehingga didapat P = +3,33 dioptri (jawaban)




PRESBIOPI(MATA TUA)
Contoh Soal :
Seseorang yang sudah tua titik dekatnya 50 cm dan titik terjauhnya 5 m. Kacamata yang bagaimana yang digunakan beliau agar matanya dapat melihat secara normal?
Petunjuk penyelesaian:
Yang dimaksud normal adalah dapat melihat jauh tak terhingga dan dapat membaca pada jarak 25 cm.
Untuk lensa atas. jarak benda s = 25 cm = 0,25 m; bayangan jatuh pada s’ = – 50 cm = 0,5 m :
Gunakan persamaan lensa:

sehingga didapat fokus lensa atas adalah  = 2 m ;
Dengan fokus sebesar ini kekuatan lensanya adalah  = 0,5 Dioptri
Untuk lensa atas; s = ~ dan s’ = – 5 m;
dengan persaamaan yang sama, didapatkan f = – 0,2 m; yang berkekuatan lensa atas = – 5 D

Contoh soal:
Seseorang yang bermata presbiopi dapat membaca paling dekat pada jarak 50 cm dan dapat melihat dengan jelas paling jauh pada jarak 10 m. Agar ia dapat membaca dan melihat layaknya mata normal, berapa kekuatan kacamata nya?
Penyelesaiannya:
Diket = Sn = 50 cm                                                                                Ditanya : kekuatan kacamata ??
r = 10 m
Jawab:    Untuk membaca memerlukan kacamata sebagia berikut :

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS