Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
RSS

Saat Aku Dewasa

Seiring berjalannya waktu, kini semua sudah berubah , dari masa kecil yang indah dan lucu, dan sampai saat ini aku tumbuh sebagai remaja yang berusia 15 tahun, teringat ketika orangtua bercerita tentang masa remajanya dulu, mungkin aku selalu bilang, ya jaman umi sama abi bedalah, sekarang tahun 2012, dulu umi abi tahun berapa?

Tapi setelah aku meratapinya, aku memilih menjadi remaja di masa orantua ku dulu, karena semakin modern masa kini, semakin banyak pula dosa yang terukir, banyangkan saja, sekarang orang-orang, berlomba mencari dosa, bukannya berlomba mencari kebaikan dan amal soleh, berlomba, memamerkan aurat yang seharusnya tidak mereka perlihatkan, berlomba menggerai rambut seindah mungkin, melihatkan lekuk tubuh? Apakah itu yang di ajarkan orangtua kita semasa kecil? Apakah itu yang di perbolehkan agama? memerkan kekayaan yang mereka punya?

Bukannya berlomba untuk bersedekah, tapi berlomba untuk berbelanja sebanyak dan semahal mungkin, apakah kau masih hafal , hafalan qur’an atau hadist yang kau punya dulu sewaktu kecil? Sedangkan sekarang banyak sekali lagu-lagu yang kau punya , dan bahakan sudah hafal di luar kepala?

Begitu lancarnya ketika melantunkan sebuah lagu? Dan begitu cepatnya membuka hp dan membaca sms, sedangkan? membuka al quran saja kau enggan, kau biarkan ia mengusam di lemari, dan kalaupun kau membacanya, tak selancar melantunkan lagu, kau masih terbata-bata, dimana pelajaran agama islam yang pernah kau pelajarinya ? kau abaikan dan kau buang begitu saja ??

Apakah kini tak ada lagi rasa malu untuk berbuat dosa? Tak ingatkan kalian akan siksa api neraka? Yang selalu siap membakar dan menyiksa tubuhmu, karena suatu dosa yang kalian laukukan sendiri.

Malam ini, begitu terasa nikmatnya. Rasa ngantuk belum ada dan tiba-tiba air mata berlinang. Mengingat segala arti kehidupan ini. Bahwasanya terdapat 2 unsur yang sangat bergantungan. HIDUP dan MATI. Adanya kematian karena adanya kehidupan. Adanya kehidupan pasti akan ada kematian.

Sebenarya, apa arti kehidupan ini, ya Tuhan? Tidak seorangpun tahu kapan dia akan dilahirkan dan kapan dia akan dipanggil kembali. Ketika seorang yang sehat walafiat, tiba-tiba saja bisa meninggal seketika karena sebuah kecelakaan. Ketika seorang anak, bisa saja menderita sebuah penyakit yang akan merenggut segala kehidupannya. Bahkan ada pula seorang yang mempunyai umum yang sangat panjang.

Hm, tidak ada bedanya, cepat atau lambat,kematian

itu pasti akan datang. Masalahnya sudah siapkah kita?? Apa arti kehidupan kita ini? Buat apa kita hidup??? Sudahlah bermanfaat bagi orang lain?

Beberapa hari terahir, banyak sekali berita kematian yang terdengar dari shabat sekitar.

Bukankah itu sebab pertanda dan peringatan? Bahwasanya kematian pasti akan menimpa diri ini….

Bukan takut mati, tapi takut akan kegunaan diri ini di dunia? Buat apa dilahirkan kalau pada akhirnya tidak ada guna.

Tiada orang yang sempurna di dunia ini. Ketika usia 15 tahun, usia yang sangat didambakan oleh siapapun.

Seorang anak bisa berkembang dan mendapatkan dunianya. Seorang anak dengan bebas mengekspresikan dirinya.

Seorang anak bisa bersenang-senang dengan sekolahnya. Seorang anak bisa tertawa dengan lepas tanpa beban apapun.Seorang anak bisa dengan hebatnya mencetak prestasi gemilangnya. Tapi siapa yang akan tahu dan menyangka???? Saat itu pula hilanglah semua kebahagiaan itu. Kebahagiaan yang akan ditukar dengan masa depan indah, kini tergantikan dengan air mata yang tiada bisa dihapus lagi. Air mata yang akan selalu menemani hari-hari dan keluarganya.

Penyakit mematikan dan terus berkembang dalam tubuh itu tak akan bisa terobati.Semakin hari akan membuat tubuh menjadi lemah dan akan kehilangan satu-persatu kekuatannya. Kekuatan untuk berdiri dan berjalan akan hilang.

Tangan tak akan bisa digerakkan, mulut akan terkunci dan tak akan bisa berkata lagi. Dan azal yang akan berbicara. Tapi, Maha Besar Allah. Dia akan menutup mata dengan senyum tulus dan bahagia. Semua yang ada di dunia ini akan merelakan kepergiannya dengan ikhlas. Air mata sedih dan bahagia akan menyertai kepergiannya.

Bayangkan saja, disaat kaki sudah tak bisa berjalan, tapi masih dapat bermanfaat bagi orang lain.Dia bisa memberikan arti tersendiri dengan tulisannya. Tulisan penuh dengan motivasi dan semangat. Dia rela memberikan seluruh tubuhnya untuk siapapun.Dia rela mengorbankan apa yang dimilikinya untuk kebahagian keluarga dan orang lain. Dan terakhir, dia selalu ingin melihat senyum kedua orang tuanya.

“Sesungguhnya, itulah sebenarnya arti dari sebuah kehidupan”.

Ketika usia 23 tahun. Usia dimana seorang telah melewati masa kanak-kanak, remaja dan dewasa.Masa dimana tinta karir bisa tergoreskan. Masa dimana masa depan mulai diukir. Masa dimana kehidupan akan lengkap dengan segala impian kita. Tapi siapa yang tahu??? Saat itu pula, kedua tangannya telah diminta kembali.

Hidup tanpa kedua tangan. merasa tiada guna lagi di dunia ini.Segala yang ingin dilakukan butuh bantuan tangan orang lain?? Hanya orang yang besar, yang mampu melewatti ini semua.

Keputusasaan,keingianan untuk menyerah dan sikap merasa tidak diperlakukan dengan adil, pasti ada. Kenapa ini harus terjadi pada saya??? Pertanyaan itu pasti ada”

Tapi, hanya orang besar yang mampu menepis itu semua. Hidup terus berjalan dan akan terus melangkah. Terus maju dan tidak akan menoleh lagi ke belakang. berusaha dan berusaha untuk tetap bermanfaat bagi orang lain…

Wallahua’lam. “Sesungguhnya itu adalah arti kehidupan ini….”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar