Penurunan moral bangsa, kurang
cakapnya sikap profesional manajemen dan rendahnya jiwa entrepreneurship
merupakan sebagian problematika yang dihadapi bangsa Indonesia.
Penurunan ketiga hal ini dapat mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Coba kita bayangkan bersama apabila
mulai dari wong cilik hingga ke tingkat pemimpin bangsa dan negara tidak
memiliki moral yang baik, profesionalitas manajemen yang cakap dan
sikap - sikap entrepreneur yang cemerlang. Bagaimana rasanya kita hidup
di negara tersebut? Bisa dipastikan negara tersebut tergolong negara
yang tidak di berkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sektor Ekonomi roboh,
keamanan membahayakan, politik amburadul, kesehatan rendah serta sistem
sosial kemasyarakatan tidak berfungsi. Oleh sebab itu, pembangunan
moral bangsa, pengelolaan negara yang cakap serta berkembangnya sektor
swasta secara berkelanjutan merupakan suatu keharusan.
Artikel ini akan membahas suatu program yang ada di masyarakat. Masyarakat yang dekat dengan kita. Program ini merupakan cerminan sikap hidup masyarakat yang turut berperan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan dari sisi kejujuran, sikap profesional manajemen dan entrepreneurship. Ketiga pembangunan ini tergambar dalam satu program yang bernama kantin kejujuran.
Kantin kejujuran adalah sebuah warung kejujuran yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia. KPK Menginisiasi warung kejujuran untuk menanamkan moral jujur dari usia dini. Warung kejujuran saat ini merambah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Terinspirasi oleh program KPK tersebut, masyarakat Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) atas dukungan berbagai pihak, membuat sebuah warung kejujuran yang bernama kantin kejujuran. Kantin tersebut terus berkembang dari tahun ke tahun, hingga saat ini. Mengalami pasang surut di awal pengelolaan hingga saat ini, adalah suatu aktifitas yang wajar ditemui di setiap aktifitas. Pengelolaan kantin pun terus menerapkan strategi try n error. Hingga pada pengelolaan kantin kejujuran FEB UGM yang dimotori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UGM saat ini menjadi sungguh unik. Unik karena secara tidak langsung, apa yang dilakukan oleh mereka, telah menyentuh tiga aspek pembangunan yang berkelanjutan di masyarakat.
Pembangunan Moral Kejujuran
Kejujuran adalah suatu sikap yang berfikir jujur, berkata jujur dan bersikap dengan jujur. Jujur sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus dan ikhlas. Sikap jujur merupakan sikap yang langka di Indonesia. KPK sebagai institusi resmi yang bertugas menjaga tingkat kejujuran dalam hidup bernegara di Indonesia dalam hal korupsi, terlihat sangat bisa membuktikan bahwa kejujuran belum hinggap di sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya terungkap kasus-kasus ketidakjujuran dalam hal korupsi dalam skala besar maupun kecil.
Moral kejujuran terbangun dengan sistem kantin kejujuran. Sistem kantin kejujuran adalah suatu sistem kantin tanpa penjaga. Setiap konsumen yang ingin membeli suatu produk, mereka bisa mengambil barang yang ada secara langsung di etalase dan bisa membayar di tempat yang telah disediakan. Apabila memerlukan kembalian, konsumen dipersilahkan mencari sendiri di kotak uang yang ada. Sistem kejujuran seperti ini membuat masyarakat di sekitar kantin kejujuran yang menjadi konsumen di latih untuk bertindak jujur. Jujur dalam menghitung jumlah pembelanjaan mereka dan juga jujur dalam membayar serta mengambil kembalian. Apabila hal ini bisa dilakukan secara jujur oleh konsumen yang ada, tingkat persentase kejujuran akan berada pada angka 100 %. Ketua departemen kewirausahaan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FEB UGM Andri Hendrianto yang membawahi manajemen kantin kejujuran mengungkapkan, "Tingkat kejujuran yang berada di sini, jarang konstan di angka 100%. Biasanya sekitar 70% hingga 90an%."
Hal ini tentu keprihatinan kita bersama bahwa masyarakat FEB UGM belum memiliki moral kejujuran 100%. Akan tetapi hal ini bisa menjadi indikator kita bersama untuk menilai tingkat kejujuran masyarakat di suatu tempat. Apabila kita concern dengan pemupukan moral kejujuran, maka lakukanlah suatu tindakan yang bisa menaikkan kejujuran. Kemudian lihat hasil tindakan kita tersebut di persentase kejujuran setiap harinya.
Pembagunan Profesionalitas Manajemen Mahasiswa
Selanjutnya kita membahas mengenai pembangunan profesionalitas manajemen. Sikap profesionalitas manajemen merupakan suatu hasil dambaan institusi pendidikan dalam mendidik mahasiswanya. Mulai dari bidang kedokteran hingga manajemen bisnis, profesionalitas manajemen dibutuhkan. Melalui kantin kejujuran, mahasiswa dilatih untuk bertindak secara profesional. Profesionalitas manajemen terbangun dari pengelolaan kantin kejujuran. Para pengelola kantin kejujuran yang disebut punggawa kejujuran digaji secara profesional layaknya seseorang yang mengelola suatu perusahaan bisnis. Struktur manajemen yang ada menggambarkan itu. Kantin kejujuran dipimpin oleh seorang General Manager. General Manager dibantu oleh dua orang manajer yaitu Financial Manager dan Product Manager. Financial manager dan Product Manager dibantu oleh beberapa orang Assistant Manager. Financial manager beserta asistennya bertugas untuk mengatur keluar masuknya uang. Sedangkan Product Manager beserta asistennya bertugas mengatur keluar masuknya produk. Mahasiswa yang tergabung sebagai punggawa kejujuran ini, secara tidak langsung mereka telah memberdayakan diri mereka untuk menjadi ahli manajemen yang profesional. Penggemblengan mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang professional dan siap kerja akan sangat terbantu dengan adanya sistem kantin kejujuran seperti ini.
Pengembangan Entrepreneurship Mahasiswa
Salah satu sistem yang membuat kita patut memberikan applause pada mahasiswa ini adalah pengembangan entrepreneusrhip. Pak Ciputra, salah satu maestro bisnis Indonesia pernah mengungkapkan bahwa suatu bangsa apabila ingin maju, minimal memiliki pengusaha berjumlah 2% dari total jumlah penduduk. Indonesia saat ini hanya memiliki pengusaha kurang dari 0,5%. Jadi, kita patut memberikan support yang terus menerus untuk usaha membangun wirausahawan muda di Indonesia dan dunia.
Sistem kantin kejujuran FEB UGM, mewajibkan setiap produk yang masuk ke kantin harus difasilitasi oleh mahasiswa. Walaupun ada seorang sales perusahaan terkemuka apabila ingin masuk ke kantin kejujuran, harus bekerjasama dengan mahasiswa, terutama mahasiswa FEB UGM. Sistem ini membuat mahasiswa terfasilitasi menjadi seorang entrepreneur muda. Selain kuliah, mahasiswa bisa menaruh barang dagangannya di kantin kejujuran. Ketika pertama kali mendaftar menjadi supplier di kantin kejujuran, para pebisnis muda ini sudah dijelaskan aturan main yang ada. Salah satunya adalah pendapatan yang akan mereka terima akan dikalikan dengan jumlah kejujuran pada hari tersebut. Sebagai contoh, apabila seorang supplier seharusnya mendapatkan pendapatan senilai Rp 100.000, akan tetapi karena persentase kejujuran hanya 80%, maka supplier tersebut mendapat pendapatan sebesar Rp 80.000. Hal ini semakin memupuk jiwa entrepreneur mahasiswa untuk bisa mengatasi masalah permodalan, ketersediaan barang, hingga perhitungan jumlah pendapatan.
Kesimpulan
Dalam pembangunan masyarakat secara berkelanjutan, usaha mahasiswa FEB UGM ini merupakan suatu usaha yang patut dilestarikan dengan menjaga dan berusaha membuatnya di tempat-tempat yang lain. Pembangunan kantin kejujuran di kampus-kampus merupakan suatu terobosan untuk mengembangkan 3 aspek pendidikan sekaligus, yaitu pendidikan moral, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship mahasiswa. Kantin kejujuran terbukti secara efektif untuk mengembangkan pembangunan moral, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship bangsa Indonesia secara berkelanjutan.
Magister Management (MM) UGM bersama Asian Institute of Technology (AIT) telah menjadi motor untuk kegiatan promosi sustainable development. Hal tersebut merupakan quantum leap dalam penyebarluasan kemajuan yang secara berkelanjutan di Indonesia. Semoga dengan disebarluaskannya kantin kejujuran FEB UGM, akan menimbulkan efek bola salju untuk meningkatkan moral kejujuran, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.
Oleh: Mohammad Genta Mahardhika, S.EKANTIN KEJUJURAN UNTUK PEMBANGUNAN MORAL, PROFESIONAL MANAJEMEN DAN ENTREPRENEURSHIP
BANGSA INDONESIA YANG BERKELANJUTAN
Penurunan moral bangsa, kurang
cakapnya sikap profesional manajemen dan rendahnya jiwa entrepreneurship
merupakan sebagian problematika yang dihadapi bangsa Indonesia.
Penurunan ketiga hal ini dapat mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Coba kita bayangkan bersama apabila
mulai dari wong cilik hingga ke tingkat pemimpin bangsa dan negara tidak
memiliki moral yang baik, profesionalitas manajemen yang cakap dan
sikap - sikap entrepreneur yang cemerlang. Bagaimana rasanya kita hidup
di negara tersebut? Bisa dipastikan negara tersebut tergolong negara
yang tidak di berkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sektor Ekonomi roboh,
keamanan membahayakan, politik amburadul, kesehatan rendah serta sistem
sosial kemasyarakatan tidak berfungsi. Oleh sebab itu, pembangunan
moral bangsa, pengelolaan negara yang cakap serta berkembangnya sektor
swasta secara berkelanjutan merupakan suatu keharusan.
Artikel ini akan membahas suatu program yang ada di masyarakat. Masyarakat yang dekat dengan kita. Program ini merupakan cerminan sikap hidup masyarakat yang turut berperan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan dari sisi kejujuran, sikap profesional manajemen dan entrepreneurship. Ketiga pembangunan ini tergambar dalam satu program yang bernama kantin kejujuran.
Kantin kejujuran adalah sebuah warung kejujuran yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia. KPK Menginisiasi warung kejujuran untuk menanamkan moral jujur dari usia dini. Warung kejujuran saat ini merambah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Terinspirasi oleh program KPK tersebut, masyarakat Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) atas dukungan berbagai pihak, membuat sebuah warung kejujuran yang bernama kantin kejujuran. Kantin tersebut terus berkembang dari tahun ke tahun, hingga saat ini. Mengalami pasang surut di awal pengelolaan hingga saat ini, adalah suatu aktifitas yang wajar ditemui di setiap aktifitas. Pengelolaan kantin pun terus menerapkan strategi try n error. Hingga pada pengelolaan kantin kejujuran FEB UGM yang dimotori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UGM saat ini menjadi sungguh unik. Unik karena secara tidak langsung, apa yang dilakukan oleh mereka, telah menyentuh tiga aspek pembangunan yang berkelanjutan di masyarakat.
Pembangunan Moral Kejujuran
Kejujuran adalah suatu sikap yang berfikir jujur, berkata jujur dan bersikap dengan jujur. Jujur sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus dan ikhlas. Sikap jujur merupakan sikap yang langka di Indonesia. KPK sebagai institusi resmi yang bertugas menjaga tingkat kejujuran dalam hidup bernegara di Indonesia dalam hal korupsi, terlihat sangat bisa membuktikan bahwa kejujuran belum hinggap di sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya terungkap kasus-kasus ketidakjujuran dalam hal korupsi dalam skala besar maupun kecil.
Moral kejujuran terbangun dengan sistem kantin kejujuran. Sistem kantin kejujuran adalah suatu sistem kantin tanpa penjaga. Setiap konsumen yang ingin membeli suatu produk, mereka bisa mengambil barang yang ada secara langsung di etalase dan bisa membayar di tempat yang telah disediakan. Apabila memerlukan kembalian, konsumen dipersilahkan mencari sendiri di kotak uang yang ada. Sistem kejujuran seperti ini membuat masyarakat di sekitar kantin kejujuran yang menjadi konsumen di latih untuk bertindak jujur. Jujur dalam menghitung jumlah pembelanjaan mereka dan juga jujur dalam membayar serta mengambil kembalian. Apabila hal ini bisa dilakukan secara jujur oleh konsumen yang ada, tingkat persentase kejujuran akan berada pada angka 100 %. Ketua departemen kewirausahaan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FEB UGM Andri Hendrianto yang membawahi manajemen kantin kejujuran mengungkapkan, "Tingkat kejujuran yang berada di sini, jarang konstan di angka 100%. Biasanya sekitar 70% hingga 90an%."
Hal ini tentu keprihatinan kita bersama bahwa masyarakat FEB UGM belum memiliki moral kejujuran 100%. Akan tetapi hal ini bisa menjadi indikator kita bersama untuk menilai tingkat kejujuran masyarakat di suatu tempat. Apabila kita concern dengan pemupukan moral kejujuran, maka lakukanlah suatu tindakan yang bisa menaikkan kejujuran. Kemudian lihat hasil tindakan kita tersebut di persentase kejujuran setiap harinya.
Pembagunan Profesionalitas Manajemen Mahasiswa
Selanjutnya kita membahas mengenai pembangunan profesionalitas manajemen. Sikap profesionalitas manajemen merupakan suatu hasil dambaan institusi pendidikan dalam mendidik mahasiswanya. Mulai dari bidang kedokteran hingga manajemen bisnis, profesionalitas manajemen dibutuhkan. Melalui kantin kejujuran, mahasiswa dilatih untuk bertindak secara profesional. Profesionalitas manajemen terbangun dari pengelolaan kantin kejujuran. Para pengelola kantin kejujuran yang disebut punggawa kejujuran digaji secara profesional layaknya seseorang yang mengelola suatu perusahaan bisnis. Struktur manajemen yang ada menggambarkan itu. Kantin kejujuran dipimpin oleh seorang General Manager. General Manager dibantu oleh dua orang manajer yaitu Financial Manager dan Product Manager. Financial manager dan Product Manager dibantu oleh beberapa orang Assistant Manager. Financial manager beserta asistennya bertugas untuk mengatur keluar masuknya uang. Sedangkan Product Manager beserta asistennya bertugas mengatur keluar masuknya produk. Mahasiswa yang tergabung sebagai punggawa kejujuran ini, secara tidak langsung mereka telah memberdayakan diri mereka untuk menjadi ahli manajemen yang profesional. Penggemblengan mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang professional dan siap kerja akan sangat terbantu dengan adanya sistem kantin kejujuran seperti ini.
Pengembangan Entrepreneurship Mahasiswa
Salah satu sistem yang membuat kita patut memberikan applause pada mahasiswa ini adalah pengembangan entrepreneusrhip. Pak Ciputra, salah satu maestro bisnis Indonesia pernah mengungkapkan bahwa suatu bangsa apabila ingin maju, minimal memiliki pengusaha berjumlah 2% dari total jumlah penduduk. Indonesia saat ini hanya memiliki pengusaha kurang dari 0,5%. Jadi, kita patut memberikan support yang terus menerus untuk usaha membangun wirausahawan muda di Indonesia dan dunia.
Sistem kantin kejujuran FEB UGM, mewajibkan setiap produk yang masuk ke kantin harus difasilitasi oleh mahasiswa. Walaupun ada seorang sales perusahaan terkemuka apabila ingin masuk ke kantin kejujuran, harus bekerjasama dengan mahasiswa, terutama mahasiswa FEB UGM. Sistem ini membuat mahasiswa terfasilitasi menjadi seorang entrepreneur muda. Selain kuliah, mahasiswa bisa menaruh barang dagangannya di kantin kejujuran. Ketika pertama kali mendaftar menjadi supplier di kantin kejujuran, para pebisnis muda ini sudah dijelaskan aturan main yang ada. Salah satunya adalah pendapatan yang akan mereka terima akan dikalikan dengan jumlah kejujuran pada hari tersebut. Sebagai contoh, apabila seorang supplier seharusnya mendapatkan pendapatan senilai Rp 100.000, akan tetapi karena persentase kejujuran hanya 80%, maka supplier tersebut mendapat pendapatan sebesar Rp 80.000. Hal ini semakin memupuk jiwa entrepreneur mahasiswa untuk bisa mengatasi masalah permodalan, ketersediaan barang, hingga perhitungan jumlah pendapatan.
Kesimpulan
Dalam pembangunan masyarakat secara berkelanjutan, usaha mahasiswa FEB UGM ini merupakan suatu usaha yang patut dilestarikan dengan menjaga dan berusaha membuatnya di tempat-tempat yang lain. Pembangunan kantin kejujuran di kampus-kampus merupakan suatu terobosan untuk mengembangkan 3 aspek pendidikan sekaligus, yaitu pendidikan moral, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship mahasiswa. Kantin kejujuran terbukti secara efektif untuk mengembangkan pembangunan moral, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship bangsa Indonesia secara berkelanjutan.
Magister Management (MM) UGM bersama Asian Institute of Technology (AIT) telah menjadi motor untuk kegiatan promosi sustainable development. Hal tersebut merupakan quantum leap dalam penyebarluasan kemajuan yang secara berkelanjutan di Indonesia. Semoga dengan disebarluaskannya kantin kejujuran FEB UGM, akan menimbulkan efek bola salju untuk meningkatkan moral kejujuran, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.
Artikel ini akan membahas suatu program yang ada di masyarakat. Masyarakat yang dekat dengan kita. Program ini merupakan cerminan sikap hidup masyarakat yang turut berperan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan dari sisi kejujuran, sikap profesional manajemen dan entrepreneurship. Ketiga pembangunan ini tergambar dalam satu program yang bernama kantin kejujuran.
Kantin kejujuran adalah sebuah warung kejujuran yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia. KPK Menginisiasi warung kejujuran untuk menanamkan moral jujur dari usia dini. Warung kejujuran saat ini merambah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Terinspirasi oleh program KPK tersebut, masyarakat Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) atas dukungan berbagai pihak, membuat sebuah warung kejujuran yang bernama kantin kejujuran. Kantin tersebut terus berkembang dari tahun ke tahun, hingga saat ini. Mengalami pasang surut di awal pengelolaan hingga saat ini, adalah suatu aktifitas yang wajar ditemui di setiap aktifitas. Pengelolaan kantin pun terus menerapkan strategi try n error. Hingga pada pengelolaan kantin kejujuran FEB UGM yang dimotori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UGM saat ini menjadi sungguh unik. Unik karena secara tidak langsung, apa yang dilakukan oleh mereka, telah menyentuh tiga aspek pembangunan yang berkelanjutan di masyarakat.
Pembangunan Moral Kejujuran
Kejujuran adalah suatu sikap yang berfikir jujur, berkata jujur dan bersikap dengan jujur. Jujur sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus dan ikhlas. Sikap jujur merupakan sikap yang langka di Indonesia. KPK sebagai institusi resmi yang bertugas menjaga tingkat kejujuran dalam hidup bernegara di Indonesia dalam hal korupsi, terlihat sangat bisa membuktikan bahwa kejujuran belum hinggap di sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya terungkap kasus-kasus ketidakjujuran dalam hal korupsi dalam skala besar maupun kecil.
Moral kejujuran terbangun dengan sistem kantin kejujuran. Sistem kantin kejujuran adalah suatu sistem kantin tanpa penjaga. Setiap konsumen yang ingin membeli suatu produk, mereka bisa mengambil barang yang ada secara langsung di etalase dan bisa membayar di tempat yang telah disediakan. Apabila memerlukan kembalian, konsumen dipersilahkan mencari sendiri di kotak uang yang ada. Sistem kejujuran seperti ini membuat masyarakat di sekitar kantin kejujuran yang menjadi konsumen di latih untuk bertindak jujur. Jujur dalam menghitung jumlah pembelanjaan mereka dan juga jujur dalam membayar serta mengambil kembalian. Apabila hal ini bisa dilakukan secara jujur oleh konsumen yang ada, tingkat persentase kejujuran akan berada pada angka 100 %. Ketua departemen kewirausahaan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FEB UGM Andri Hendrianto yang membawahi manajemen kantin kejujuran mengungkapkan, "Tingkat kejujuran yang berada di sini, jarang konstan di angka 100%. Biasanya sekitar 70% hingga 90an%."
Hal ini tentu keprihatinan kita bersama bahwa masyarakat FEB UGM belum memiliki moral kejujuran 100%. Akan tetapi hal ini bisa menjadi indikator kita bersama untuk menilai tingkat kejujuran masyarakat di suatu tempat. Apabila kita concern dengan pemupukan moral kejujuran, maka lakukanlah suatu tindakan yang bisa menaikkan kejujuran. Kemudian lihat hasil tindakan kita tersebut di persentase kejujuran setiap harinya.
Pembagunan Profesionalitas Manajemen Mahasiswa
Selanjutnya kita membahas mengenai pembangunan profesionalitas manajemen. Sikap profesionalitas manajemen merupakan suatu hasil dambaan institusi pendidikan dalam mendidik mahasiswanya. Mulai dari bidang kedokteran hingga manajemen bisnis, profesionalitas manajemen dibutuhkan. Melalui kantin kejujuran, mahasiswa dilatih untuk bertindak secara profesional. Profesionalitas manajemen terbangun dari pengelolaan kantin kejujuran. Para pengelola kantin kejujuran yang disebut punggawa kejujuran digaji secara profesional layaknya seseorang yang mengelola suatu perusahaan bisnis. Struktur manajemen yang ada menggambarkan itu. Kantin kejujuran dipimpin oleh seorang General Manager. General Manager dibantu oleh dua orang manajer yaitu Financial Manager dan Product Manager. Financial manager dan Product Manager dibantu oleh beberapa orang Assistant Manager. Financial manager beserta asistennya bertugas untuk mengatur keluar masuknya uang. Sedangkan Product Manager beserta asistennya bertugas mengatur keluar masuknya produk. Mahasiswa yang tergabung sebagai punggawa kejujuran ini, secara tidak langsung mereka telah memberdayakan diri mereka untuk menjadi ahli manajemen yang profesional. Penggemblengan mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang professional dan siap kerja akan sangat terbantu dengan adanya sistem kantin kejujuran seperti ini.
Pengembangan Entrepreneurship Mahasiswa
Salah satu sistem yang membuat kita patut memberikan applause pada mahasiswa ini adalah pengembangan entrepreneusrhip. Pak Ciputra, salah satu maestro bisnis Indonesia pernah mengungkapkan bahwa suatu bangsa apabila ingin maju, minimal memiliki pengusaha berjumlah 2% dari total jumlah penduduk. Indonesia saat ini hanya memiliki pengusaha kurang dari 0,5%. Jadi, kita patut memberikan support yang terus menerus untuk usaha membangun wirausahawan muda di Indonesia dan dunia.
Sistem kantin kejujuran FEB UGM, mewajibkan setiap produk yang masuk ke kantin harus difasilitasi oleh mahasiswa. Walaupun ada seorang sales perusahaan terkemuka apabila ingin masuk ke kantin kejujuran, harus bekerjasama dengan mahasiswa, terutama mahasiswa FEB UGM. Sistem ini membuat mahasiswa terfasilitasi menjadi seorang entrepreneur muda. Selain kuliah, mahasiswa bisa menaruh barang dagangannya di kantin kejujuran. Ketika pertama kali mendaftar menjadi supplier di kantin kejujuran, para pebisnis muda ini sudah dijelaskan aturan main yang ada. Salah satunya adalah pendapatan yang akan mereka terima akan dikalikan dengan jumlah kejujuran pada hari tersebut. Sebagai contoh, apabila seorang supplier seharusnya mendapatkan pendapatan senilai Rp 100.000, akan tetapi karena persentase kejujuran hanya 80%, maka supplier tersebut mendapat pendapatan sebesar Rp 80.000. Hal ini semakin memupuk jiwa entrepreneur mahasiswa untuk bisa mengatasi masalah permodalan, ketersediaan barang, hingga perhitungan jumlah pendapatan.
Kesimpulan
Dalam pembangunan masyarakat secara berkelanjutan, usaha mahasiswa FEB UGM ini merupakan suatu usaha yang patut dilestarikan dengan menjaga dan berusaha membuatnya di tempat-tempat yang lain. Pembangunan kantin kejujuran di kampus-kampus merupakan suatu terobosan untuk mengembangkan 3 aspek pendidikan sekaligus, yaitu pendidikan moral, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship mahasiswa. Kantin kejujuran terbukti secara efektif untuk mengembangkan pembangunan moral, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship bangsa Indonesia secara berkelanjutan.
Magister Management (MM) UGM bersama Asian Institute of Technology (AIT) telah menjadi motor untuk kegiatan promosi sustainable development. Hal tersebut merupakan quantum leap dalam penyebarluasan kemajuan yang secara berkelanjutan di Indonesia. Semoga dengan disebarluaskannya kantin kejujuran FEB UGM, akan menimbulkan efek bola salju untuk meningkatkan moral kejujuran, profesionalitas manajemen dan entrepreneurship di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.
Oleh: Mohammad Genta Mahardhika, S.E
sumber:http://mmugm.ac.id/index.php/2012-02-16-08-39-43/laporan-pembangunan-berkelanjutan/2953-kantin-kejujuran-untuk-pembangunan-moral-profesional-manajemen-dan-entrepreneurship-bangsa-indonesia-yang-berkelanjutan
0 komentar:
Posting Komentar