alan Thamrin, Jakarta, dihiasi dengan jalur untuk tunanetra. "Belum
diresmikan," kata satpam di depan Gedung Jaya, yang malah memasang
bollard oranye itu persis sepanjang dan di atas jalur kuning tunanetra.
Apakah
jalur ini akan membantu tunanetra? Mungkin membantu. Tetapi masih
banyak halangan, terlepas dari maksud baik pemerintah. Seri foto ini
diambil pagi jam 08.30-09.00 di sepanjang Jalan Thamrin.
Pertama-tama, meski trotoar nampak rata dan luas untuk pejalan kaki biasa, jalur tunanetra justru berkelok-kelok karena terhalang aneka rupa galian.
Tunanetra terus berjalan, dan hup. Risiko menabrak benda-benda di jalan tinggi sekali. Ada rambu, tiang, dan bollard yang bertujuan mencegah sepeda motor naik ke trotoar. Awas, kepala juga bisa menabrak dedaunan dan ranting-ranting pohon.
Beberapa fasilitas umum dipasang sangat berdekatan dengan jalur tunanetra.Mereka bisa menabrak tempat sampah. Kalau ada yang sedang duduk menunggu bus, pasti kakinya beradu dengan tungkat dan kaki tunanetra. Gambar di paling kanan, jalur pejalan kaki justru dihuni lift besar yang tak dapat digunakan lagi.
Jalur rusak karena trotoar sering dilewati kendaraan berat yang masuk ke proyek, dan jalur yang bolong entah karena apa. Membingungkan para tunanetra.
Dan ini paling ironis, bollard disusun rapi di atas jalur kuning. "Belum diresmikan, masih setengah-setengah, pemprov ini!" Kata Satpam yang sedang menyusun bollard ini. Tapi mengapa harus diletakkan persis di atas jalur kuning ini? "Ya, nanti kalau diperintahkan geser, kita geser!"
Pertama-tama, meski trotoar nampak rata dan luas untuk pejalan kaki biasa, jalur tunanetra justru berkelok-kelok karena terhalang aneka rupa galian.
Tunanetra terus berjalan, dan hup. Risiko menabrak benda-benda di jalan tinggi sekali. Ada rambu, tiang, dan bollard yang bertujuan mencegah sepeda motor naik ke trotoar. Awas, kepala juga bisa menabrak dedaunan dan ranting-ranting pohon.
Beberapa fasilitas umum dipasang sangat berdekatan dengan jalur tunanetra.Mereka bisa menabrak tempat sampah. Kalau ada yang sedang duduk menunggu bus, pasti kakinya beradu dengan tungkat dan kaki tunanetra. Gambar di paling kanan, jalur pejalan kaki justru dihuni lift besar yang tak dapat digunakan lagi.
Jalur rusak karena trotoar sering dilewati kendaraan berat yang masuk ke proyek, dan jalur yang bolong entah karena apa. Membingungkan para tunanetra.
Dan ini paling ironis, bollard disusun rapi di atas jalur kuning. "Belum diresmikan, masih setengah-setengah, pemprov ini!" Kata Satpam yang sedang menyusun bollard ini. Tapi mengapa harus diletakkan persis di atas jalur kuning ini? "Ya, nanti kalau diperintahkan geser, kita geser!"
Mungkin
yang diperlukan adalah keseriusan. Mudah-mudahan pada saat peresmian, semua
halangan ini sudah ditiadakan.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/derita-pejalan-kaki-tuna-netra-053655344.html;_ylt=Ash7kwBdAJdt6empjqUQBjZ9V8d_;_ylu=X3oDMTQ0OXFycWtoBG1pdANGZWF0dXJlZCBCbG9nIFBvc3QEcGtnAzE2MzQ3NTY1LTdkNTktMzU4My05MmI3LTgxMjRiNTY4NzdiNgRwb3MDNQRzZWMDTWVkaWFGZWF0dXJlZExpc3QEdmVyAzAyZjAyZDUzLTljNjktMTFlMi1iZjViLTlhZTMxODQ3NzRmOQ--;_ylg=X3oDMTJyYzk5OGhvBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDMTYxMTQzODAtMGJhMS0zMTAyLWE4NmMtMzlmYzJhODZmYTg3BHBzdGNhdANuYXNpb25hbARwdANzdG9yeXBhZ2U-;_ylv=3
0 komentar:
Posting Komentar